Sejarah Kota Lhokseumawe
Kota Lhokseumawe adalah sebuah kota di Provinsi Aceh,
Indonesia. Kota ini berada persis di tengah-tengah jalur timur Sumatera. Berada
di antara Banda Aceh dan Medan, sehingga kota ini merupakan jalur vital
distribusi dan perdagangan di Aceh.
Pada zaman lampau, daerah ini lebih dikenal dengan nama Teluk Samawi
sebab erat kaitannya dengan sejarah Samathar (Sumatra/ Samudra).
Para ahli purbakala menyebutkan bahwa manusia telah menghuni daerah ini sejak
zaman batu. Ini dibuktikan dengan penemuan kerang sampah dapur
(Kjokkenmoddinger) yang berasal dari masa mesolithikum (Zaman Batu Tengah) di
Lhokseumawe.
Namun awal kemashuran Teluk Samawi yang sesungguhnya adalah sejak ia
menjadi sebuah bandar dan dermaga yang ramai di jalur pelayaran Selat Malaka
pada zaman Kerajaan Samudra Pasai/Sumatra (abad ke-13 M s/d ke-16 M).
Ads
Dalam masa itulah, daerah ini secara khusus menjadi daerah pemukiman
para pelaut dari Kerajaan Samudra Pasai yang terkenal sebagai pengembang Islam
ke seluruh Asia Tenggara. Hal ini telah dibuktikan oleh adanya situs-situs
pemakaman kuno di mana beberapa nama ahli pelayaran dan navigator disebutkan
pada batu nisan makam.
Dari itu dapat diyakini pula bahwa berbagai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang berkaitan dengan pelayaran serta manajemen pelabuhan telah
dikembangkan di daerah ini sejak zaman tersebut, dan telah menjadi suatu
sumbangan penting bagi peradaban Islam.
Pada masa Kerajaan Aceh Darussalam, Lhokseumawe atau Teluk Seumawe
memiliki kedudukan yang penting dalam kerajaan sebab rajanya mempunyai
pertalian darah langsung dengan sultan sebagaimana diungkapkan oleh G. P.
Tolson dalam tulisannya mengenai Aceh.
Dalam tulisan yang terbit pada 1880, Tolson mengatakan, “Di antara semua
raja- raja negeri yang berada di pesisir utara dan timur Aceh, satu-satunya
raja yang mengalir darah kesultanan Aceh di dalam nadinya hanyalah Tengku
Maharaja Teluk Samawi, dan ia secara resmi memegang kekuasaan atas
negeri-negeri di sepanjang pesisir timur, serta bertindak sebagai wakil sultan
dalam mengumpulkan pembayaran pajak mereka.”
Sebagai sebuah pelabuhan di tepi laut Selat Malaka, Teluk Seumawe juga
telah dipuji-puji oleh seorang Kapten Laut Belanda, von Schmidt, sebagai sebuah
daerah pelabuhan yang aman, nyaman, tenang dan sehat, dan secara keseluruhan
merupakan pelabuhan terbaik di pesisir utara Aceh, dan sama sekali tidak kalah
dengan pelabuhan Cilacap.
Leave a Comment