Kerajaan Samudra Pasee


Kerajaan ini didirikan oleh Meurah  Silu pada  tahun 1267 M.  Dalam buku bejudul  "Runtuhnya  Kerajaan Hindu-Jawa dan  Timbulnya Negara-negara  Islam di  Nusantara",  Slamet Muljana menulis bahwa  Nazimuddin  Al Kamil, Laksamana  Laut dari Dinasti  Fathimiah  di Mesir, berhasil  menaklukkan sejumlah kerajaan Hindu atau Buddha yang terdapat di Aceh dan berhasil menguasai daerah  subur yang dikenal  dengan nama Pasee.

Nazimuddin Al-Kamil kemudian mendirikan  sebuah  kerajaan  sebuah  kerajaan di muara Sungai Pasai  itu pada 1128 Masehi dengan nama Kerajaan Pasai. Alasan Dinasti Fathimiah mendirikan pemerintahan di Pasai berdasarkan atas keinginan untuk menguasai  perdagangan di wilayah  pantai timur   Sumatra yang memang  sangat ramai.

Menurut pengisahan  yang terdapat  yang  terdapat  dalam Hikayat Raja Pasee, Kerajaan yang dipimpin oleh Sultan Malik Al Saleh mula-mula  bernama Kerajaan Samudra. Adapun Kerajaan Pasai adalah satu pemerintahan baru yang  menyusul kemudian dan  mengiringi eksistensi Kerajaan Samudera.

Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini  adalah ditemukannya makam raja-raja Pasee di Gampong Gedong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan di Gampong Beuringen, Kecamatan Samudra, sekitar 17 km sebelah timur lhokseumawe.

Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama Sultan Malik Al-Saleh, Raja Pasee pertama. Sebelum memeluk agama islam, nama asli Malik Al-Saleh adalah Meurah Silu. "Meurah" adalah panggilan kehormatan  untuk orang yang ditinggikan  derajatnya, sementara  "Silu" dapat dimaknai sebagai silau atau gemerlap.

Meurah Silu adalah keturunan dari Suku Imam Empat atau yang sering disebut dengan  Sukee Imuem Peut, yakni sebutan untuk keturunan empat Maharaja  atau Meurah bersaudara yang berasal dari Mon Khmer (Champa) yang merupakan pendiri  pertama kerajaan-kerajaan di  Aceh islam.  Berkuasalebih kurang 29 tahun (1297-1326). Kerajaan Samudra Pasee  merupakan gabungan dari Kerajaan Pase dan Peureulak, dengan raja pertama Malik Al-Saleh. Seorang pengembara Muslim dari Maghribi, Ibnu Bathutah sempaat mengunjungi Pasee tahun 1346 M. Informasi lain juga  menyebutkan bahwa Sultan Pasee mengirimkan utusan ke Quilon, India Barat pada  tahun 1283 M. Ini membuktikan bahwa Pasai memiliki relasi yang cukup luas  dengan kerajaan luar pada masa jayanya Samudra Pasee merupakan pusat perniagaan penting di kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India, Siam, Arab, dan Persia.

Di samping sebagai pusat perdangangan, Samudra Pasee juga merupakan  pusat perkembangan agama Islam.  Rentang masa kekuasaan Samudera Pasee berlangsung sekitar 3 abad, dari abad ke-13 hingga hingga abad ke 16 M. Seiring perkembangan  zaman, Samudra Pase mengalami kemunduran, hingga ditaklukkan oleh Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1524 M.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.