Aweuéh Ramuan Tradisi Pengobatan Aceh yang Melegenda

rempah3.jpg 

Masyarakat Aceh sejak tempo dulu menggunakan berbagai jenis rempah dan tumbuhan untuk ramuan obat. Ada 56 jenis rempah dan tumbuhan yang menjadi bahan dasar. Tapi umumnya disebut aweuéh 44. Karena, paling maksimal ada 44 jenis bahan yang dicampur, kecuali untuk kebutuhan khusus, bisa lebih dari itu.

Ramuan obat-obatan khas Aceh ini, sudah lama menjadi sorotan dan diteliti banyak pihak. Salah satunya Dr C Snouck Hurgronje dari Belanda. Pada masa pemerintah kolonial Belanda menjajah Aceh, Snouck menjabat sebagai Advice for Narative Affair, Netherlands India. Ia meneliti setiap seluk beluk kehidupan masyarakat Aceh, termasuk dalam hal medik.

Hasil penelitiannya bisa kita baca dalam buku The Achehnese, terjemahan Assistant Collonial Secretary Straits Satlements, AWS O ’Sullivan dari buku berbahasa Belanda yang berjudul Acheher. Sementara versi berbahasa Indonesia diterbitkan oleh Yayasan Soko Guru, Jakarta, tahun 1985 setelah dialihbahasan oleh Ng. Singarimbun dengan judul Aceh di Mata Kolonialis.

Snouck menjelaskan, pada saat dia di Aceh, ramuan aweuéh 44 ini bisa ditemukan di berbagai toko obat di Pasar Atjeh yang disebutnya sebagai tempat ureuéng meukat aweuéh.

Di toko-toko tukang obat itu bisa ditemukan segala macam biji yang dikeringkan, umbi, akar, dan daun, bahkan bahan-bahan yang berasal dari mineral, yang sebagiannya dimpor dari India dan Arab. Snouck mencatat semuanya ada 56 jenis. Bahan-bahan itu kemudian dicampur sesuai kebutuhan dan jenis penyakit pasien.

Resep tentang campuran bahan-bahan tersebut, dipegang dan dipahami oleh para penjual obat dan tabib, baik laki-laki (ureuéung meuubat) maupun perempuan (ma’ ubat). Namun, antara masing-masing tabib atau penjual obat, kadang-kadang memiliki resep yang berbeda pada detil campurannya.

Pada umumnya, orang yang mempersiapkan ramuan untuk keperluan sendiri, memakai lebih dari 44 macam, yang dicampur secara tradisional. Sementara penjual obat, menyediakan tempat tersendiri untuk suplai campuran ramuan yang sudah siap pakai untuk kebutuhan konsumen.

Dalam catatan Snouck, ke-56 jenis rempah dan tumbuhan yang digunakan untuk pembuatan obat-obatan tradisional Aceh itu adalah.

  1. Aweuéh (ketumbar)
  2. Kulét manèh (kulit kayu manis – cinnamon)
  3. Jeura manèh (jinten – foeniculum panmorium atau pimpinella anisum)
  4. Jeura itam (biji nigella sativa)
  5. Jeura kusani (biji carum carvi)
  6. Jeura putéh (cuminum cyminum)
  7. Ukheu manèh (akar manis)
  8. Bungông lawang (cengkeh)
  9. Sunti halia (halia)
  10. Lada putéh (lada putih)
  11. Jumuju (biji carum caoptium)
  12. Campli buta (chavida densa atau piper senmentosum)
  13. Kumbang mangkok (Scaphium wallachi)
  14. Bungông lawang kléng (biji dan kulit biji illicium anisatum)
  15. Haleuba (biji trigonella fumumgraecum)
  16. Sibeurantô (buah sindoro sumaterana)
  17. Kacang parang (canavalia gladiata DC)
  18. Böh majakani (buah majakani)
  19. Ôn arôn (daun baeckea frutescens L)
  20. Langkueweuh Cina (akar tunjang alpinia galangal)
  21. Böh puta taloë ( buah helicteres isora)
  22. Böh keuneu (akar tunjang cypreus tuberosus)
  23. Hinggu (asa feotida)
  24. Peundang (gaulung Cina, smilax China)
  25. Mò (sejenis damar)
  26. Galaharò (sejenis pohon gaharu)
  27. Kulét lawang (kulit Cinnamomum culilawan/camporatum)
  28. Kulét srapat (kulit cleghornia atau parameria polinuera)
  29. Keuneureukam (kemenyan)
  30. Böh keudeukè (buah maja keling atau myrobalani chebulae)
  31. Aneuék sisawi/kusawi (biji sawi)
  32. Meunta batèë (buih batu, tumbuh pada batu di sungai)
  33. Puco’ (pucuk aplataxis auriculta)
  34. Böh raseutom (kuncup mawar Jericho)
  35. Peuja tuleuéng (barax)
  36. Peuja bu (barax berbentuk Kristal)
  37. Seuna maki (daun senua)
  38. Böh meusui (sassafrass geosianum)
  39. Böh ganti (akar harum dari Cina)
  40. Janggôt jén (jamur uesna barbata)
  41. Ruminya/rumia (mumia atau gala-gala)
  42. Kacu (Extacum acaciae)
  43. Chamchuruih (lepidium sativum)
  44. Bungông kambuë
  45. Kapho baroih (kapur barus)
  46. Kapulaga (cardamom)
  47. Böh pala (buah pala)
  48. Kömköma (kunyit atau curcuma)
  49. Tòwaja
  50. Bijeh apiun (candu atau biji opium)
  51. Bungông bareüh (bunga mangustan liar atau garnicia mangostana)
  52. Ceukö (kencur atau kaempferia galangal)
  53. Kulét salasari (kulit alyxia stellate)
  54. Muglé (zingiber cassumunar roxb)
  55. Jeureungèë (acorus calamus)
  56. Aneuék kadawông (biji parkia speciosa)

Hinga kini para tabib di Aceh maupun penjual obat keliling, masih menggunakan resep campuran aneka rempah-rempah tersebut untuk kebutuhan pengobatan. Meski, ada diantara 56 bahan itu, kini tak lagi mudah didapatkan.

Anda berminat pada resep medis warisan leluhur Aceh ini, silahkan mencoba, tapi sebelumnya pelajari dulu dosis dan jenis campurannya, karena beda penyakit, tentu beda pula jenis ramuan dan dosisnya.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.